Langsung ke konten utama

Menghidupkan Rasa

Setiap orang memiliki rasa, tempatnya di hati. Orang yang berhasil memelihara perasaannya disebut cerdas dan beruntung. Dengan perasaannya itu, seseorang bisa memahami orang lain. Ia mengerti apa yang dilakukan menyenangkan atau membuat orang lain justru susah, sedih, atau sakit hati, Orang yang mati rasa sama artinya dengan tidak sadar dan bahkan sebenarnya telah hilang eksistensi kemanusiaannya.
Dalam pergaulan sehari-hari, sering terdengar ucapan bahwa seseorang disebut tidak punya perasaan. Orang yang dikatakan demikian itu oleh karena yang bersangkutan berbuat seenaknya. Apa yang dilakukan tidak mempertimbangkan akibatnya, yaitu misalnya merugikan orang lain, menyakitkan, atau membahayakan, tidak terkecuali terhadap dirinya sendiri.
Perasaan sebenarnya adalah merupakan pembawaan. Sejak lahir setiap orang telah dibekali dengan perasaan itu. Rasa sudah ada di dalam hati, dan tidak perlu ditunggu atau dicari dari tempat lain. Hanya saja, rasa itu perlu dipelihara. Jika dibiarkan, maka akan terpengaruh oleh lingkungannya, dan lama kelamaan bisa berakibat mati.
Orang yang tidak punya perasaan dianggap bodoh, karena apa yang dilakukan tidak jelas arahnya, mengganggu lingkungan dan bahkan juga menjengkelkan. Di tengah malam misalnya, ketika orang lain sedang istirahat atau tidur, seseorang melakukan kegiatan yang tidak mempedulikan orang lain. Oleh karena tidak menghiraukan perasaan orang lain itulah disebut bodoh itu.
Menghidupkan perasaan tidak perlu melalui sekolah atau lembaga pendidikan. Selain itu, orang yang miskin perasaan bisa saja berasal dari orang terdidik atau bahkan berpendidikan tinggi, pejabat, politikus, dan orang kaya. Sebaliknya, orang yang berpendidikan rendah, miskin, terbelakang dan sejenisnya ternyata justru memiliki perasaan yang tajam.
Rasa adalah merupakan pembawaan sejak lahir, bukan diperoleh melalui pendidikan. Sebagai contoh, orang di pedesaan biasanya lebih perasa dibanding orang kota. Orang desa yang masih asli sangat peduli pada keluarga, tetangga dan lingkungannya. Sebaliknya, orang kaya atau pejabat tinggi bisa tidur nyenyak sekalipun tetangganya sedang kelaparan dan bahkan tidur di emperan rumahnya.
Orang yang hidup di kota, atau bahkan sekalipun berpendidikan tinggi, rasa yang dimilikinya semakin hilang, kecuali bagi orang-orang yang sanggup memeliharanya. Oleh karena itu, rasa tidak ada kaitannya dengan sekolah atau lembaga pendidikan. Bisa saja lembaga pendidikan justru menjadikan sebab mematikan rasa. Otaknya dilatih hingga menjadi cerdas, tetapi perasaannya semakin tumpul.
Di dalam al Qur’an disebutkan bahwa beruntunglah bagi orang yang mau mensucikan dirinya, mengingat Allah, dan shalat. Oleh karena itu, rasa itu bisa dihidupkan. Rasa pada awalnya adalah baik dan bersih. Namun oleh karena melewati proses dalam kehidupan itulah, maka peranti dimaksud menjadi kotor, sakit, dan bahkan mati.
Islam membimbing agar rasa atau nikmat yang diberikan oleh Allah dalam keadaan terbaik itu tidak menjadi rusak. Maka, harus dipelihara hingga sampai ajalnya datang. Dengan demikian, berawal suci dan mengakhirnya juga dalam keadaan suci pula. Orang yang demikian itu di dalam al Qur’an disebut sebagai beruntung, yakni mampu memelihara rasa yang ada pada dirinya. Wallahu a’lam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istilah Dalam Genetika

What Is Definition Of : 1.        Gen       Kata ‘Gen’, berasal dari bahasa Belanda yang artinya adalah unit pewarisan sifat bagi organisme makhluk hidup. Bentuk fisiknya adalah urutan DNA yang menyandi suatu protein, polipeptida, atau seuntai RNA yang memiliki fungsi bagi organisme yang memilikinya. Batasan modern gen adalah suatu lokasi tertentu pada genom yang berhubungan dengan pewarisan sifat dan dapat dihubungkan dengan fungsi sebagai regulator (pengendalian), sasaran transkripsi, atau peran-peran fungsional lainnya.       Gen juga dapat disebut sebagai satuan diskret informasi herediter genetic yang terdiri atas sekuens nukleotida spesifik dalam DNA (Atau RNA, pada beberapa virus) 2.        Alel       Dalam   genetika ,   alel   (dari   bahasa Belanda ,   allel, dibentuk dari kata   bahasa Yunani allĂ©...

Contoh Isi Pokok Wawancara | Habibie di Mata Najwa | Metro TV |

  Isi Pokok Wawancara Habibie di Mata Najwa|Metro TV|Serta Kesannya| Udah tau kan gan apa yang dimaksud dengan Isi pokok wawancara.. materi ini ada pada pelajaran Bahasa kelas XI semester 1.. bakal lebih jelasnya, ana jelasin dulu nih  1. Wawancara adalah pertemuan dua orang atau lebih dengan maksud untuk menggali informasi baik berupa fakta atau pendapat seseorang untuk tujuan tertentu. Kalimat pertanyaan dalam wawancara hendaknya disesuaikan dengan tujuan wawancara, konkret, jelas, memuat satu hal, tidak terlalu panjang dan tidak menyinggung perasaan. Langkah-langkah wawancara a.    Menentukan tujuan wawancara b.    Menentukan dan menghubungi narasumber c.    Menyusun pertanyaan d.    Mempersiapkan buku catatan atau alat rekam e.    Melakukan wawancara dengan sopan.     2. Menyusun Rangkuman Hasil Wawancara Rangkuman adalah penyajian singkat dari ...

Dunia Perbucinan Ala Cah Kerjo

Pagi dik, semangat kerjanya. WhatsApp  sing nangekno aku dino iki .  Pas aku tangi, ternyata aku sek ngimpi .  Bazilak , dan ternyata aku bangun dengan sebenar-benarnya karena mencium aroma  lombok  goreng  sengak  masakan e adik kos.  Anjrit, kawanen budal kerjo . Seketika buka HP, berharap  yhang  abal-abal ngirim pesan singkat. Ternyata enggak juga. Karena jarak tempat kerja dan kos saya ditempuh dengan waktu 10 menit bergegaslah saya mandi dan  budial wherrr . Sampai kantor cek HP lagi, belum juga ada chatt.  Tak wanekno chatt disik . Begini kalimatnya, Endingnya, saya yang ngasih semangat.  Meneh dijawabe gur "Iyoo kon pisan" WUASHUUU .  Ngene rasane perbucinan ala cah kerjo . Tapi ingat,  ndee  dan  koe  kerja ya buat siapa lho, bukan juga buat  sumpelan lambe tonggo . Nah, berikut rangkuman suka duka dunia perbucinan cah kerjo: 1. Sudah pasti jarang ketemu Belum dit...